
Pada tanggal 31 Maret 1909, Zionis Internasional melakukan konspirasi, yaitu peristiwa tragis yang menimbulkan goncangan hebat. Peristiwa tersebut terjadi di kota Istambul, dimana telah terjadi pembunuhan berdarah yang menimbulkan korban jiwa. Dan kemudian mereka menuduh Sultan Abdul Hamid II terlibat dalam peristiwa tersebut. Peristiwa tersebut juga membuat orang-orang Yahudi Eropa dari Organisasi Persatuan dan Pembangunan (nama lain dari Gerakan Turki Muda pimpinan Mustafa Kemal) memasuki Istambul untuk melakukan acara penurunan baiat di pusat kota menuntut pemecatan Sultan Abdul Hamid II dari jabatannya sebagai seorang Khalifah. Dengan dukungan media-media di Turki dan Eropa, mereka menuduh Sultan merencanakan terjadinya peristiwa 31 Maret tersebut, membakar mushaf-mushaf Al-Qur`an, pemboros, penumpah darah, dan zhalim.Agar niat busuk tersebut berhasil, para revolusionir bentukan Yahudi melakukan tekanan kepada mufti Islam Muhammad Zhiyaudin untuk mengeluarkan fatwa pemecatan. Pada hari selasa 27 April 1909, sebanyak 240 anggota Majelis A`yan (tokoh-tokoh masyarakat yang ditunjuk) mengadakan pertemuan bersama dan menetapkan pemecatan Sultan Abdul Hamid II. Namun sebagian anggota menolak menerima draft tersebut, diantaranya sekretaris fatwa Nuri Affandi yang hadir dalam pertemuan tersebut.Namun atas usulan dan desakan dari Organisasi Persatuan dan Pembangunan, akhirnya dibentuklah panitia untuk menyampaikan keputusan pemecatan Khalifah kaum muslimin, panitia tersebut terdiri dari : Immanuel Qarashu (seorang Yahudi asal Spanyol), Aaram (Anggota Majelis Perwakilan yang berasal dari Armenia), As`ad Thuathani (Utusan Albania), Arif Hikmat (anggota Majelis `Ayan, asal Irak Karajabani). Kemudian melalui mereka dilakukan (pemberitahuan) pemecatan Sultan Abdul Hamid II sebagai Khalifah, dan pada saat bersamaan Sultan Abdul Hamid berkata kepada mereka,”Sesungguhnya ini tak lebih dari perbuatan orang-orang Yahudi yang mengancam Khilafah, lalu apa maksud kalian membawa orang ini (Emmanuel) datang kehadapanku?”.
Setelah Sultan Abdul Hamid II diturunkan dari jabatannya, kemudian beliau dibuang ke Salonika (wilayah Kekhilafahan Turki yang berbatasan dengan Yunani).
Orang-orang Yahudi dan Freemasonry mengangkat hari penjatuhan Sultan Abdul Hamid II sebagai hari raya mereka. Mereka meluapkan kegembiraan dengan mengadakan demonstrasi di jalan-jalan pusat kota Istambul, Turki Utsmani. Setelah diturunkan dari jabatannya, Sultan Muhammad Rasyad menggantikan beliau sebagai Khalifah kaum muslimin.
Pada hari Senin tanggal 3 Maret 1924, dunia dikejutkan oleh berita bahwa Mustafa Kemal di Turki secara resmi telah menghapus Khilafah. Pada malam itu Abdul Majid II, Khalifah terakhir kaum muslimin, dipaksa untuk mengemas kopernya yang berisi pakaian dan uang ke dalam kendaraannya dan diasingkan dari Turki, dan tidak pernah kembali. Dengan cara itulah pemerintahan Islam yang berusia 1342 tahun berakhir. Kisah berikut adalah sekelumit sejarah dari tindakan-tindakan kekuatan kolonialis dengan pertama kali menyebarkan benih perpecahan diantara kaum muslimin dengan menanamkan nasionalisme dan akhirnya mengatur penghancuran Daulah Khilafah melalui agen-agen pengkhianatnya…(Bersambung)
Ikuti update terbaru di Channel Telegram Eramuslim. Klik di Sini!!!